Jumat, 18 Desember 2020

Nenek

 


Sang raja siang sudah hampir menggelincir menuju peraduannya. Burung di kaki langit berlarian hendak menemui induknya. Angin bertiup sepoi-sepoi menggelitik telingan dedaunan. Udara menggigit kulit Alisa yang sedang berjalan menyusuri pematang sawah untuk menuju rumahnya. 

Alisa sore itu baru pulang dari rumah neneknya yang letaknya agak jauh dari rumahnya. Alisa disuruh ibunya untuk menengok neneknya. Kemarin sore ada yang mengabarkan bahwa neneknya agak kurang enak badan. Ibunya Alisa tidak langsung menengok ibunya karena dia sendiri juga kurang enak badan. 

Pas kumandang azan magrib, Alisa sampai di teras rumahnya. Dia langsung menghampiri ibunya. 

" Lis gimana keadaan nenek ? " Tanya ibunya sambil duduk dekat Alisa.

" Sudah mendingan Bu." Jawab Alisa. " Tadi juga sudah Alisa ajak ke dokter tetapi kata nenek nggak usah."

" Kenapa?" Tanya Ibunya. 

" Sudah enakan katanya." Jawab Alisa sambil pamit pergi menuju kamar mandi. Dia mau mengambil air wudu dan menunaikan solat magrib. Tak lama berselang ibunya pun menuju musola untuk solat magrib juga.

Selepas solat magrib seperti biasa Alisa menyiapkan makan malam untuk ayah ibunya di ruang makan. Setelah ditata dengan rapi makanannya, Alisa memanggil ibu dan ayahnya. 

" Bu ayo makan malam dulu supaya bisa langsung minum obat." Ujar Alisa menghampiri ibunya.

" Iya, coba sekalian panggil ayahmu di ruang TV ." Jawab Ibunya sambil berjalan menuju ruang makan.

Tak berapa lama ayahnya pun menuju meja makan dan langsung makan bersama. Setelah selesai makan, Alisa memulai pembicaraan dengan ayah dan ibunya.

" Yah, Bu kenapa nenek ngga tinggal di rumah kita saja?" Tanya Alisa sambil mengupas dan makan jeruk. Ayah dan ibunya tidak langsung menjawab melainkan saling berpandangan. Dan akhirnya ayahnya menjawab.

" Kalau ayah  dan ibu sebetulnya senang nenek tinggal di sini karena kita akan lebih mudah mengawasinya. Jawab ayahnya sambil menyeruput teh manisnya.

" Tetapi nenek tak pernah mau tinggal lama di rumah anak-anaknya Lis." Ibunya menambahkan.

" Kenapa?" Tanya Alisa penasaran.

" Nenek bilang kalau rumah nenek ditinggalin nanti sepi." Jawab ibunya.

" Nenek masih betah tinggal di sana, katanya kalau kakek pulang takut nggak ada siapa-siapa." tambah ibunya sambil merapikan meja makan.

" Loh kan memang kakek sudah nggak ada Bu." ujar Alisa bingung.

" Iya Lis tetapi menurut nenek, kakek masih suka pulang untuk menengok nenek. : imbuh ibu sambil tatapannya menerawang jauh. 

" Oh gitu Bu, jadi menurut nenek, kakek itu masih ada?" Tanya Alisa.

" Nggak gitu juga, Nenek tahu dan sadar kakek sudah nggak ada tetapi menurut nenek sesekali kakek suka menengoknya terutama kalau nenek lagi sakit." Kata ibunya.

" Itu yang membuat nenekmu nggak mau meninggalkan rumah itu." Kata Ayah sambil menghampiriku.

" Kita nggak bisa memaksa nenek harus tinggal di rumah kita Lis dan kitaa harus belajar menghargai keputusan nenek. tetapi kita sebagai anak dan cucunya harus tetap menengoknya ke sana. " imbuh ayahnya. 

Alisa mengangguk tanda memahami keinginan neneknya walau Alisa masih belum paham dengan pemikiran neneknya. Dalam hatinya mungkin karena neneknya sudah tua dan dia berjanji akan selalu mampir ke rumah neneknya kalau sehabis pulang sekolah walaupun tidak disuruh sama ibu dan ayahnya. Dan tak lama Alisa pun tertidur lelap. 

Keesokan paginya Alisa sudah bersiap berangkat ke sekolah. Setelah sarapan selesai, dia pamit sama ibu dan ayahnya. Dengan diantarkan senyum dan doa kedua orang tuanya Alisa pun berangkat. Dia berniat sepulang sekolah mau mampir ke rumah neneknya.

Selepas penat belajar, Alisa pun mempercepat langkahnya agar bisa segera sampai di rumah neneknya. Memasuki teras rumah nenek Alisa mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tetapi sudah beberapa kali tidak terdengar suara jawaban dan langkah kaki nenek. Akhirnya Alisa pun segera menelfon ibunya. 

" Haalo Bu, Alisa di rumah nenek tetapi nenek tidak ada." Alisa panik.

" Halo Lis sudah kamu cari dan ditanyakan ke tetangga?" Jawab ibunya tak kalah panik.

" Sudah Bu dan mereka semua tidak ada yang melihat nenek keluar rumah." Ujar Alisa mendesah.

" Coba cari lagi atau kamu minta tolong tetangga buat buka pintu rumah nenek." perintah ibunya. 

Anisa tambah panik ketika nenek tidak ada di sekitar rumahnya. Dia mulai menangis sesenggukan. Tetangga pun sudah mulai membantu mencari neneknya Alisa. Air mata Alisa semakin mengalir tak tertahan bahkan tampak meraung-raung.

Tak berselang lama tiba-tiba ada yang menerobos masuk dan menanyakan ada apa rame-rame. Saat semua orang menoleh ternyata neneknya Alisa datang dengan bingung. 

" Kenapa cucuku nangis begitu." tanya nenek.

" Nenek huhuhuhuhu " Alisa malah menubruk nenek sambil nangis.

" Kamu kenapa Lis?" Tanya nenek lagi.

" Aku takut nenek ikut kakek huhuhuhuhuhu " jawab Alisa.

" Ih dasar cucu cengeng, " Ujar neneknya sambil menuntun cucunya menuju ruang tamu.

" makanya jangan kebanyakan nonton film aneh-aneh tuh."  Neneknya sambil terkekeh melihat kelakuan cucunya. 

" Ih nenek gitu, Alisa kan khawatir nenek kenapa-kenapa." Jawab Alisa manja.

" Ayo sudah bubar." Kata nenek kepada tetangganya. 

" Iya nek." Jawab yang lain serempak. 

Lalu Alisa memeluk neneknya tanpa mau lepas. Dan nenek pun tersenyum melihat kelakuan cucu kesayangannya yang walaupun sudah duduk di bangku SMa tetapi tetap cengeng dan suka repot nggak jelas. Alisa ngobrol sama neneknya sampai sore dan berjanji akan mengunjungi neneknya setiap puylang sekolah karena Alisa takut kalau neneknya nggak ada teman terus ikut pergi sama kakek. Dan nenek pun tersenyum bahagia. 



"

2 komentar: