Kamis, 03 Desember 2020

Geliat di Tengah Pandemi

 


Udara masih sangat dingin. Hujan turun rintik-rintik mendukung untuk tetap berada di tempat tidur dan Tarik selimut. Suara burung berkicau dengan pedihnya seakan dia bersedih karena tak bisa bermain bebas. Aluna melihat jam dinding di kamarnya dan menunjukkan pukul 04.00. Dia menarik selimutnya dan bangun. Luna menyibakkan rambut dan mengikatnya dengan karet gelang. Lalu dia beranjak menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, terdengan suara adzan dari masjid yang letaknya tak jauh dari rumah Luna. Dia bergegas menunaikan ibadah solat subuh. Selesai solat Luna pergi ke dapur untuk membantu ibunya mencuci piring dan memasak air. Tak berapa lama ibunya bangun dan melihat anaknya sedang duduk membaca Al Quran.

“ Alhamdulillah anakku sudah bangun.” Gumam ibunya sambil  beranjak menuju kamar mandi.

Luna yang mendengar suara percikan air di kamar mandi berkata, “ Oh ibu sudah bangun.”

Luna beranjak menuju dapur dan melihat jerangan airnya lalu mematikan kompor.

“ Sudah mendidih Lun airnya?” Tiba-tiba ibu sudah ada di belakangnya.

“ Sudah Bu.” Ujar Luna sambal menarik kursi makan dan duduk menghadap ibunya.

“ Bu, hari ini Luna izin pergi ke sekolah ya…” Ujar Luna sambal menatap ibunya.

“ Mau apa? Bukannya masih belajarnya dari rumah? Ibunya balik bertanya.

Sambil menuangkan air teh ke gelas Luna berkata,: “Luna diminta dating ke sekolah Bu katanya ada kumpulan peserta yang mau ikut tantangan GLN Gareulis jabar.”

“ Oh gitu, iya boleh tetapi hati-hati di jalan ya… jangan lupa pakai masker, terus cuci tangan, dan jangan bergerombol. “ Jawab ibunya sambal memotong tempe tipis-tipis.

“ Iya Bu, Luna pasti ingat pesan ibu kan Luna juga mau sehat. “ Ujar Luna sambal menyeruput the manisnya.

“ Duduknya jaga jarak ya Lun, “ Ibu melanjutkan pesannya.

“ Iya Bu, nggak banyak kok pesertanya juga hanya 10 orang .” Kata Luna sambal mengingat-ingat jumlah temannya yang ikut tantangan ini.

Setelah izin sama ibunya Luna menuju kamar untuk berpakaian rapi dan menunggu Siska yang berjanji mau mengajaknya berangkat barengan. Setelah Luna rapi, lalu dia menyalakan TV untuk menonton berita.

“ Barangkali ada info menarik ah…” Gumam Luna sambal duduk di kursi depan TV.

“ Ada berita yang rame nggak Lun? “ Ibunya menghampiri Luna dan menemaninya nonton.

“ Seperti biasa Bu kebanyakan berita tentang Covid yang masih mewabah.” Ujar Luna.

“ Iya makanya kamu hati-hati Lun, mencegah lebih baik dari pada nanti kena.” Kata ibunya seperti khawatir.

Sedang berbincang dengan ibunya tiba-tiba Siska datang.

“ Asalamualaikum, Luna , Ibu “ Sapa Siska sambal menyalami ibu Luna.

“ Waalaikumsalam Siska, gimana sehat? Apa kabar ibu?  Jawab Ibunya Luna ramah.

“ Alhamdulillah baik Bu, Ibu juga sehat.” Ujar Siska sambal duduk dekat Luna.

Setelah duduk dan ngobrol beberapa saat, Siska mengajak Luna berangkat dan pamit sama Ibunya Luna. Tak lupa mencium tangan ibunya.

“ Ibu kami berangkat ya….” Ujar Luna berbarengan.

“ Iya hati-hati naik angkotnya.” Kata ibunya Luna sambal memandang anaknya lalu menutup pintu dan masuk kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya.

Luna dan Siska tiba di sekolah pukul 08.00 dan Nampak beberapa temannya sudah datang. Lalu Luna dan Siska menghampiri temannya.

“ Sudah lama Siti?” tanya Luna.

“ Lumayan , dari pukul 07.30.” Jawab Siti sambal memberi tempat duduk ke Luna dan Siska.

Tak berapa lama Bu Indah datang dan meminta kami berkumpul di ruang Literasi untuk membicarakan Teknik dan pelaksanaan kami mengikuti tantangan GLN tersebut. Setelah menghitung kehadiran kami, Bu Indah menanyakan Dinda yang Nampak belum datang.

“ Kemana Dinda? Ada yang tahu?” tanya Bu Indah.

“ Nggak tahu Bu.” Kata Siti.

“ Coba ibu minta tolong, Hubungi Lun kenapa Dinda belum datang.” Ujar Bu Indah.

“ Iya Bu. “ Jawab Luna sambal mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Dinda.

Setelah kelihatan berbicara, Luna menghampiri Bu Indah.

“ Bu, katanya Dinda nggak jadi ikutan.” Ujar Luna.

“ Kenapa? “ Tanya Bu Indah.

“ Katanya kan Covid Bu jadi malas ngapa-ngapain. .” Jawab Luna sambal garuk-garuk kepala seperti tidak gatal.

“ Ya sudah kalua nggak mau ibu nggak mau maksa ya… sekarang ayo siapa coba yang punya usulan untuk penggantinya? Ujar Bu Indah sambal membuka ponselnya.

“ Vina aja Bu.” Ujar Siti sambal menatap teman yang lainnya.

“ Ok, coba ibu minta no ponselnya. “ Kata Bu Indah.” Atau coba hubungi dulu sama Siti dan ajak.”

“ Iya Bu.” Jawab Siti sambal menenlfon Vina dan terlihat Vina mengiyakan untuk ikut.

Setelah Vina datang, Bu Indah menerangkan hal-hal yang harus dilakukan serta Teknik melaksanakannya. Nampak semua siswa serius memperhatikan penjelasan Bu Indah.

“ Covid itu bukan berarti kalian rebahan dan tak melakukan apapun ya nak, tetapi dalam melaksanakan kegiatan kita sehari-hari itu kita harus mengikuti aturan baru yaitu selalu mencuci tangan supaya bersih, memakai masker kemana pun karena covid menyebarnya lewat saluran pernapasan, dan menjaga jarak dengan teman sampai wabah ini berlalu dan diberikan vaksin. Tuh jadi ibu ceritanya kemana-mana deh. Ujar Bu Indah sambal tersenyum.

“ Nah coba dari paparan ibu yang Panjang itu ada yang belum kalian pahami ? Tanya Bu Indah selesai menjelaskan.

“ Paham Bu, tapi untuk Teknik meresume bagaimana Bu? Tanya Vina yang baru gabung.

“ Bagus Vina pertanyaannya. Nah untuk Teknik meresume kalian boleh memakai keempat Teknik ya… boleh AIH, Fish bone, Y-Chart, atapun Infografis. Lalu jika kalian kesulitan mendapatkan buku di rumah, boleh meminjam di perpustakaan ya… Ibu sudah bilang ke Bu Nisa untuk memberi kelonggaran waktu kepada kalian.” Ujar Bu Indah Panjang lebar. “ kalau tiba-tiba kalian perlu konsultasi sama ibu boleh kapan saja ya….”

“ Iya Bu siap.” Jawab mereka serentak.

“ Nah anak-anak… ibu jelaskan sekali lagi ya…. Masa Pandemi itu bukan berarti kalian boleh malas-malasan, tetapi harus tetap semangat karena semangat itu bisa meningkatkan imun yang ada dalam tubuh kita. Nah kebetulan kita mengikuti program ini jadi bisa mengisi waktu dengan menambah ilmu.

“ Iya Bu, siap dan laksanakan.” Ujar mereka sambal tersenyum. Setelah Bu Luma memberi pengarahan dan meminta siswa yang belum punya buku bacaan untuk ke Perpustakaan, pertemuan pertama ditutup dengan doa.

Kami beranjak ke perpustakaan dan memilih buku untuk dipinjam. Setelah mendapatkan buku yang dipinjam, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Dengan niat yang baik kami bertekad untuk lolos tantangan ini. Kami yakin bisa dan bermanfaat untuk kehidupan kami. Kami naik angkot bersamaan walau harus jaga jarak. Seperti halnya tantangan GLN, Wabah ini juga memberi kebaikan pada kami yaitu agar kami selalu berhati-hati baik di sekolah, di rumah, ataupun di perjalanan.



                                                                  Ai Sumartini Dewi

                                                              Guru SMPN 1 Cibogo

                                                               FB: Ai Smart Dhewi

                                                                IG: ai_sumartini_dewi

                                                             Blog: Dhewi's blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar