Sabtu, 21 November 2020

Anugrah Guru Penulis dan Penggerak di Tengah Pandemi

 

Tepatnya tanggal 17 November 2020, kami komunitas Lisangbihwa mengikuti kegiatan penganugrahan Penulis dan penggerak tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Komunitas  Guru Penulis jawa Barat di Sari Ater Kabupaten Subang. Acara dihadiri oleh berbagai pejabat yang berasal dari Jawa Barat.

Senang tiada terkira, saya yang penulis amatir dan diterbitkan oleh penerbit indi turut berperan serta diantara mereka yang merupakan Penulis dan Penggera hebat. Istilah kerennya saya merupakan butiran demu di tengah padang pasir.

Tetapi semua tidak menjadikan saya berkecil hati, justru karena hebatlah saya ingin menjadi bagian dari mereka. Kata pepatah jika ingin menjadi hebat, maka bergaulah sama orang yang hebat dan jika ingin menjadi kreatif bergaullah sama rang yang memiliki kekreatifan yang tinggi.  Berbekal dari hal itulah saya mencoba menulis walau tertatih. Niat saya adalah ingin memiliki karya walau karya saya masih perlu koreksa koreksi dari berbagai pihak. 

Buku yang saya ikutkan dalam anugrah ini adalah sebuah novel yang berjudul KEPAK. banyak orang yang bertanya apakah itu KEPAK? Mungkin kata tersebut masih asing di beberapa pembaca dan hal itulah yang ingin saya lakukan. Pembaca mencari arti KEPAK dan penasaran ingin membacanya. 

Karya saya memang memiliki judul yang singkat. Alasannya karena hidup kita di dunia itu singkat jadi harus diabadikan dalam sebuah karya. Karyanya bisa sesuai dengan yang kita inginkan. Karya kita bisa berupa faksi,  fiksi, puisi ataupun non fiksi lain. Yang penting jadi karya dan terdokumentasikan dengan baik.

Dalam penganugrahan ini saya bertemu engan penulis dari berbagai daerah yang ada di jawa barat walaupun kami tidak sempat bertutur sapa dengan semua peserta tetapi minimal kami bisa merasa ada. 

Pandemi memang menakutkan tetapi jangan sampai menjadi bumerang dan menghambat kita untuk berkarya. Bekarya dapat kita lakukan kapanpun. Tidak pandemi juga kalau kita malas ya tetap tidak akan mampu menghasilkan karya. Hal itu saya alami dulu. Suka menulis tapi nggak berani mendokumentasikan sehingga tulisan berceceran nggak jelas.

Nah jadi mari kita berkarya walau dalam situasi apapun. Saat ini banyak fasilitas yang bisa kita gunakan dan jangan disia-siakan. Dokumentasikanlah hidup kita menjadi karya yang nyata dan berguna bagi anak cucu kita. Buktikan bahwa usia bukan halangan untuk berkarya. Usia hanya angka yang harus mendorong kita menjadi manusia yang berguna baik bagi diri kita, penerus kita, dan bangsa.


Ai Sumartini Dewi

Guru SMPN 1 Cibogo Subang

FB: Ai Smart Dhewi

IG: ai_sumartini_dewi

Blog: Dhewi's blogspot.com

10 komentar:

  1. tidak salah bu ai dinobatkan sebagai bloger terbaik tk nasinal ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaawwww malu rasanya, Makasih dah mammpir Buketu

      Hapus
  2. Selamat mantab Bu Dhewi lanjut

    BalasHapus
  3. Congrats .... bu Dhewi ... semoga selalu sukses membawa kemajuan peserta didik. AAMIIN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih BuNanik sudah mampir, aamiin yra

      Hapus
  4. Masyaalloh luar biasa, tulisannya keren dan inspiratif

    BalasHapus