Hari masih sangat pagi ketika saya sampai di sekolah. Tiba di depan gerbang ada seseorang yang memanggiku. Kutengok ternyata Hani anak kelas VIII. Dia menyampaikan sepucuk surat dari tetangganya yang kebetulan anak buah kelasku sakit. Kusampaikan ke seksi absensi surat tersebut dan saya seperti biasa berkeliling di sekitar sekolahku sambil menyapa anak-anak yang lainnya. Bel berbunyi dan semua memasuki kelasnya masing-masing. Saat saya mau masuk kelas tiba-tiba KM kelas menghampiriku dan mengatakan kalau Selly sakit parah. Dan kami berencana menengoknya saat istirahat.
Tubuhnya sangat kurus dan matanya tampak sayu. Kutanyakan pada orang tuanya tentang sakit yang diderita muridku itu. Mereka bilang bahwa sakitnya belum diketahui hanya diprediksi Maag kronis. Kunasehati dia untuk makan teratur dan selalu minum obat yang diberikan dokter. Dia mengangguk lemah. Tak kulihat lagi keceriaannya. Setelah ngobrol kami berpamitan karena harus masuk kelas dan mengajar kelas lain. Ibunya berterima kasih karena sudah ditengok. Kami pun mendoakan agar cepat sembuh dan pulih.Sepanjang perjalanan pulang ada beberapa temannya yang kuajak ngobrol. Sekedar menanyakan sebab perihal sakitnya. Tiba-tiba ada anak yang nyeletuk mengatakan kalau sakitnya itu karena Cinta nggak berbalas. Saya kaget!! Lalu kutanya lagi lebih jelasnya. Temannya mengatakan kalau Selly suka sama Heri tetapi herinya nggak suka malah dari SD kelas lima. Aku nggak menganggap itu serius dan sampai ke sekolah ngajar seperti biasa dan setelah selesai kegiatan belajar mengajar saya pulang.
Keesokan harinya saya dikagetkan dengan kedatangan ibunya Selly yang menangis karena Selly kritis. Saya menyuruhnya memohon doa yang terbaik untuk anaknya. Ibunya berbisik dan memohon agar temannya yang bernama Heri datang ke rumahnya. Saya bingung dan bertanya alasannya. Beliau menyampaikan kalau Selly memanggil-manggil namanya. Saya menyuruh salah satu siswa untuk memanggil Heri dan seperti sudah ada firasat, Heri tidak mau menemui saya. Akhirnya saya sendiri yang memanggil bahkan memohon-mohon agar Heri mau datang ke rumahnya. Dia menyetujuinya tetapi harus saya temani. Saya menemani Heri ke rumah Selly sambil diajak ngobrol karenan sepertinya Herinya juga takut. Sesampainya di rumah Selly, Heri lari kabur. Saya mengejarnya dan sambil menangis menuntun Heri untuk menemuinya. Ternyata setelah melihat Heri, Selly tersenyum dan mengehmbuskan napasnya. Semua terkesima menyaksikan pemandangan itu. Innalillahiwainnailaihirrojiuun semoga kau tenang di sana ya nak...Saya berpikir dan mengira bahwa hal tersebut hanya terjadi dalam dongeng ternyata bisa nyata.
Ai Sumartini Dewi
Guru SMPN 1 Cibogo
FB : Ai Smart Dhewi
IG: ai_sumartini_dewi
Email: dhewiaris@gmail.com
Blog: Dhewi's blogspot.com
Innalillahi wainna ilahi rojiun. Smg husnul khotimah
BalasHapusaamiin yra. terima kasih sudah mampir
HapusMhantul cin ..
BalasHapushanupis Buketu
HapusSedihnya
BalasHapusaslinya banget
HapusSedihnya
BalasHapusKasihan Selly, ceritanya mantap busay...
BalasHapushanupis say dah mampir
HapusTulisannya.. Gurih bannget a as li
BalasHapusterima kasih BuYuli sudah mampir dan mengapresiasi.
HapusItu kisah nyata murid Ibu?
BalasHapusTrue story BuPrap,
HapusInalillahi...semoga diterima amal ibadahnya dihapus dosa2nya aamiin
BalasHapusAamiin yra
HapusKeren bu
BalasHapusNuhun Bu
HapusKisah mengharukan, tak percaya tapi itu nyata.
BalasHapus