Senin, 13 September 2010

"Suatu Pagi"

Subuh itu aku berangkat dengan diantar ibuku. Udara dingin menyusup ke balik jaket yang aku kenakan. Suara burung bersahutan membangunkan penghuni desa itu. Suara adzan juga masih terdengar ditelingaku. Aku berjalan menyusuri jalan yang gelap, hanya terang bulan lah yang sedikit memberikan sinarnya agar
akubisa melihat jalan yang akan kulalui.

"Awas hati-hati, seragamnya jangan sampe kotor," Ibuku berkata.

"Iya Ma..".aku menjawab.

"Nanti kalo sudah sampai ke sekolah beritahu bu guru ya..."ulang ibuku.

"beritahu apa Ma...".tanyaku.

"iya beritahu kalau perginya pagi-pagi jadi belum sempat sarapan," ibuku melanjutkan.

Sepanjang perjalanan beliau terus memberikan petuah sambil sesekali menceritakan kehidupannya dahulu. Bahwa dia pun kalau mau sekolah itu mesti berjualan dahulu untuk membantu nenek yang memang pekerjaannya berdagang makanan ringan. Sejak kepergian kakek yang tak tahu rimbanya sampai sekarang memang ibuku kelihatan betapa perihnya hidupnya waktu itu. Masih belia tapi harus menghabiskan waktu kecilnya dengan berjualan keliling untuk membantu nenek.Batinku, masih beruntung aku yang masih sempat sekolah dengan diantar ibuku sekalipun masih pagi buta.

"Nah dah sampai ke rumah teh yeyet "ucap ibuku setibanya sampai di rumah kaka kelasku.

Rumah itu masih kelihatan sunyi, hanya sesekali terdengan suara piring yang sedang dicuci di kamar mandi. maklum kami di kampung jadi kamar mandi bisa merangkap jadi tempat cuci piring.

"Teteh.....,udah berangkat belum? Aku memanggil seseorang.

"Belum, iya..sebentar, lagi nyuci piring," suara dari dalam.

"Nah , tetehnya sudah ada,mamah pulang lagi ya.....",kata ibuku.

"Iya Mah...."jawabku sambil tak lupa mencium tangan beliau.

"Asalamualaikum," kataku.

"waalaikum salam, "ujar beliau sambil membalikkan badannya mau pulang.

"Hati-hati..ya.."..Ibuku menyuruhku untuk selalu berhati-hati dalam setia pmelakukan perjalanan.

"Pasti..".aku mengiyakan.

Begitulah setiap hari senin aku diantar ibuku untuk pergi berangkat sekolah, karena memang SMP ku jauh dari rumah. Aku tinggal di kampung yang jaraknya jauh dari kota kecamatan. Di kampungku tidak berdiri sekolah yang kuinginkan. di kampungku hanya ada sekolah sampai sekolah dasar.Jadi kalo ada murid yang mau sekolah ke SMP maka harus indekost dikota kecamatan. termasuk aku.

Beruntung aku, aku tidak indekost seperti yang teman-teman lakukan.Aku tinggal di rumah Nenek bersama saudara sepupuku yang sama -sama sekolah di sana hanya beda angkatan. Jarak dari rumah nenekku ke sekolahku lumayan jauh kurang lebih lima kilometer, tapi karena berangkatnya bersama-sama maka jarak segitu bukan alasan bagiku untuk bermalas-malasan.

Sepeti halnya dengan ibuku yang tanpa mengeluh. Ibuku setiap senin pula selalu mengantarkan aku ke sini mungkin karena Beliau ingin anaknya maju dalam berpikinya. Setiap tahunnya dari SDku hanya beberapa orang saja yang melanjutkan ke SMP, Mereka memilih nikah atau kerja setamatnya dari SD.

Mau minu nggak?" suara teh yeyet terdengar

Nggak teh..." jawabku

O..ya udah atuh...ayokita berangkat , takut kesiangan kan sekarang upacara, ujar teh yeyet.

Maka berangkatlah aku bersama kakak kelasku yang berasal dari SDku dulu.Aku berjalan menapaki jalan setapak, karena supaya datang di sekolahku tepat waktu.Kadang lewat pematang sawah yang baru dicangkul petani.

Terkadang diperjalanan kami juga bertemu dengan teman yang lain yang bertujuan sama yaitu bersekolah di SMP itu. kami bersenda gurau sambil berjalan agak cepat tergantung waktu yang kami tempuh.

Tepat pukul 6.45, kami sampai di warung yang berdekatan dengan SMP-ku. Kami berhenti sambil sedikit melepas lelah.Maklum perjalanan dari desaku itu sampai 2 jam perjalanan jalan kaki.Biasanya kami sarapan dengan jajanan yang agak mengenyangkan seperti nasi uduk atau nasi kuning, ditambah goreng tempe atau yang lainnya.

Setelah hilang rasa lelah kami maka kami menuju ke sekolah yang diperkirakan sudah mau melaksanakan upacara Bendera.

"Ayo cepetan,:"teh yeyet mengajakku masuk komplek sekolah

"Iya teh...".kataku.

Ntar kalo kesiangan ....disuruh berdiri di depan lho!" kata teh yeyet kembali .

Aku masuk dan kami berpisah dengan kakak kelasku itu karena kelas kami memang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar