Udara masih sangat dingin. Hujan turun rintik-rintik
mendukung untuk tetap berada di tempat tidur dan Tarik selimut. Suara burung
berkicau dengan pedihnya seakan dia bersedih karena tak bisa bermain bebas.
Aluna melihat jam dinding di kamarnya dan menunjukkan pukul 04.00. Dia menarik
selimutnya dan bangun. Luna menyibakkan rambut dan mengikatnya dengan karet
gelang. Lalu dia beranjak menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi, terdengan suara adzan dari
masjid yang letaknya tak jauh dari rumah Luna. Dia bergegas menunaikan ibadah
solat subuh. Selesai solat Luna pergi ke dapur untuk membantu ibunya mencuci
piring dan memasak air. Tak berapa lama ibunya bangun dan melihat anaknya
sedang duduk membaca Al Quran.
“ Alhamdulillah anakku sudah bangun.” Gumam ibunya
sambil beranjak menuju kamar mandi.
Luna yang mendengar suara percikan air di kamar mandi
berkata, “ Oh ibu sudah bangun.”
Luna beranjak menuju dapur dan melihat jerangan airnya
lalu mematikan kompor.
“ Sudah mendidih Lun airnya?” Tiba-tiba ibu sudah ada
di belakangnya.
“ Sudah Bu.” Ujar Luna sambal menarik kursi makan dan
duduk menghadap ibunya.
“ Bu, hari ini Luna izin pergi ke sekolah ya…” Ujar
Luna sambal menatap ibunya.
“ Mau apa? Bukannya masih belajarnya dari rumah?
Ibunya balik bertanya.
Sambil menuangkan air teh ke gelas Luna berkata,:
“Luna diminta dating ke sekolah Bu katanya ada kumpulan peserta yang mau ikut
tantangan GLN Gareulis jabar.”
“ Oh gitu, iya boleh tetapi hati-hati di jalan ya…
jangan lupa pakai masker, terus cuci tangan, dan jangan bergerombol. “ Jawab
ibunya sambal memotong tempe tipis-tipis.
“ Iya Bu, Luna pasti ingat pesan ibu kan Luna juga mau
sehat. “ Ujar Luna sambal menyeruput the manisnya.
“ Duduknya jaga jarak ya Lun, “ Ibu melanjutkan
pesannya.
“ Iya Bu, nggak banyak kok pesertanya juga hanya 10
orang .” Kata Luna sambal mengingat-ingat jumlah temannya yang ikut tantangan
ini.
Setelah izin sama ibunya Luna menuju kamar untuk
berpakaian rapi dan menunggu Siska yang berjanji mau mengajaknya berangkat
barengan. Setelah Luna rapi, lalu dia menyalakan TV untuk menonton berita.
“ Barangkali ada info menarik ah…” Gumam Luna sambal
duduk di kursi depan TV.
“ Ada berita yang rame nggak Lun? “ Ibunya menghampiri
Luna dan menemaninya nonton.
“ Seperti biasa Bu kebanyakan berita tentang Covid
yang masih mewabah.” Ujar Luna.
“ Iya makanya kamu hati-hati Lun, mencegah lebih baik
dari pada nanti kena.” Kata ibunya seperti khawatir.
Sedang berbincang dengan ibunya tiba-tiba Siska
datang.
“ Asalamualaikum, Luna , Ibu “ Sapa Siska sambal
menyalami ibu Luna.
“ Waalaikumsalam Siska, gimana sehat? Apa kabar
ibu? Jawab Ibunya Luna ramah.
“ Alhamdulillah baik Bu, Ibu juga sehat.” Ujar Siska
sambal duduk dekat Luna.
Setelah duduk dan ngobrol beberapa saat, Siska
mengajak Luna berangkat dan pamit sama Ibunya Luna. Tak lupa mencium tangan
ibunya.
“ Ibu kami berangkat ya….” Ujar Luna berbarengan.
“ Iya hati-hati naik
angkotnya.” Kata ibunya Luna sambal memandang anaknya lalu menutup pintu dan
masuk kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya.
Luna dan Siska tiba di sekolah pukul 08.00 dan Nampak
beberapa temannya sudah datang. Lalu Luna dan Siska menghampiri temannya.
“ Sudah lama Siti?” tanya Luna.
“ Lumayan , dari pukul 07.30.” Jawab Siti sambal
memberi tempat duduk ke Luna dan Siska.
Tak berapa lama Bu Indah datang dan meminta kami
berkumpul di ruang Literasi untuk membicarakan Teknik dan pelaksanaan kami
mengikuti tantangan GLN tersebut. Setelah menghitung kehadiran kami, Bu Indah
menanyakan Dinda yang Nampak belum datang.
“ Kemana Dinda? Ada yang tahu?” tanya Bu Indah.
“ Nggak tahu Bu.” Kata Siti.
“ Coba ibu minta tolong, Hubungi Lun kenapa Dinda
belum datang.” Ujar Bu Indah.
“ Iya Bu. “ Jawab Luna sambal mengeluarkan ponselnya
dan menghubungi Dinda.
Setelah kelihatan berbicara, Luna menghampiri Bu
Indah.
“ Bu, katanya Dinda nggak jadi ikutan.” Ujar Luna.
“ Kenapa? “ Tanya Bu Indah.
“ Katanya kan Covid Bu jadi malas ngapa-ngapain. .”
Jawab Luna sambal garuk-garuk kepala seperti tidak gatal.
“ Ya sudah kalua nggak mau ibu nggak mau maksa ya…
sekarang ayo siapa coba yang punya usulan untuk penggantinya? Ujar Bu Indah
sambal membuka ponselnya.
“ Vina aja Bu.” Ujar Siti sambal menatap teman yang
lainnya.
“ Ok, coba ibu minta no ponselnya. “ Kata Bu Indah.”
Atau coba hubungi dulu sama Siti dan ajak.”
“ Iya Bu.” Jawab Siti sambal menenlfon Vina dan
terlihat Vina mengiyakan untuk ikut.
Setelah Vina datang, Bu Indah menerangkan hal-hal yang
harus dilakukan serta Teknik melaksanakannya. Nampak semua siswa serius
memperhatikan penjelasan Bu Indah.
“ Covid itu bukan berarti kalian rebahan dan tak
melakukan apapun ya nak, tetapi dalam melaksanakan kegiatan kita sehari-hari
itu kita harus mengikuti aturan baru yaitu selalu mencuci tangan supaya bersih,
memakai masker kemana pun karena covid menyebarnya lewat saluran pernapasan,
dan menjaga jarak dengan teman sampai wabah ini berlalu dan diberikan vaksin.
Tuh jadi ibu ceritanya kemana-mana deh. Ujar Bu Indah sambal tersenyum.
“ Nah coba dari paparan ibu yang Panjang itu ada yang
belum kalian pahami ? Tanya Bu Indah selesai menjelaskan.
“ Paham Bu, tapi untuk Teknik meresume bagaimana Bu?
Tanya Vina yang baru gabung.
“ Bagus Vina pertanyaannya. Nah untuk Teknik meresume
kalian boleh memakai keempat Teknik ya… boleh AIH, Fish bone, Y-Chart, atapun
Infografis. Lalu jika kalian kesulitan mendapatkan buku di rumah, boleh
meminjam di perpustakaan ya… Ibu sudah bilang ke Bu Nisa untuk memberi
kelonggaran waktu kepada kalian.” Ujar Bu Indah Panjang lebar. “ kalau
tiba-tiba kalian perlu konsultasi sama ibu boleh kapan saja ya….”
“ Iya Bu siap.” Jawab mereka serentak.
“ Nah anak-anak… ibu jelaskan sekali lagi ya…. Masa
Pandemi itu bukan berarti kalian boleh malas-malasan, tetapi harus tetap
semangat karena semangat itu bisa meningkatkan imun yang ada dalam tubuh kita. Nah
kebetulan kita mengikuti program ini jadi bisa mengisi waktu dengan menambah
ilmu.
“ Iya Bu, siap dan laksanakan.” Ujar mereka sambal
tersenyum. Setelah Bu Luma memberi pengarahan dan meminta siswa yang belum
punya buku bacaan untuk ke Perpustakaan, pertemuan pertama ditutup dengan doa.
Kami beranjak ke perpustakaan dan memilih buku untuk
dipinjam. Setelah mendapatkan buku yang dipinjam, kami pun pulang ke rumah
masing-masing. Dengan niat yang baik kami bertekad untuk lolos tantangan ini.
Kami yakin bisa dan bermanfaat untuk kehidupan kami. Kami naik angkot bersamaan
walau harus jaga jarak. Seperti halnya tantangan GLN, Wabah ini juga memberi
kebaikan pada kami yaitu agar kami selalu berhati-hati baik di sekolah, di
rumah, ataupun di perjalanan.
Ai Sumartini Dewi
Guru SMPN 1 Cibogo
FB: Ai Smart Dhewi
IG: ai_sumartini_dewi
Blog: Dhewi's blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar