Minggu, 14 Juni 2020

Semalam di Sukabumi


Siang itu aku berangkat ke reuni sekolahku yang kebetulan bertempat di Kota Sukabumi. Walau kotanya tidak jauh dari kota kelahiranku Cianjur tetapi aku jarang bertandang ke kota itu. Dari dulu keluargaku lebih memilih berangkat ke Bandung. Entah karena di sana tidak punya saudara atau apa yang jelas jarang banget bertandang je kota itu.

Kali ini aku berangkat ikut dengan temanku yang kebetulan rumahnya di Padalarang. Tak terasa aku sudah sampai di rumah temanku. Lalu setelah cipika cipiki kami berangkat. Kami memilih perjalanan lewat jalan alternatif karena menghindari macet di perjalanan.
Kami sampai di Sukabumi setelah isya karena walau dihindari macet tetap harus dilalui. Sesampainya di tempat tujuan kami bertemu teman2 seangkatan putih biru
Selepas kumandang adzan Isya kami memulai acara pertama secara seremonial. Syahdu sih... dilanjutkan dengan menyalakan api unggun untuk sekedar menghangatkan suasana yang mulai merambat dingin. Selesai acara seremonial dilanjutkan dengan persiapan untuk makan malam. Dimulai dengan membakar arang untuk menghangatkan daging ayam dan menyiapkan nasi serta teman2 nasi lainnya. Daging ayam dibakar satu persatu dan yang lainnya mengisi acara dengan mendendangkan lagu2 lawas yang terdengar semakin syahdu. Setelah matang daging ayam dibagikan satu persatu dan mulailah kami makan malam bersama diselingi drnganobrolan2 ringan tentang kami masa SMP dulu, kami saat muda, dan kami saat ini. Tak terasa perlahan tapi daging ayam dan nasi di piring dah berlalu masuk ke perut.

Setelah selesai makanbersama acara dilanjutkan dengan ramah tamah di ruangan. Mereka bercerita diselingi canda tawa sehingga lami lupa usia. Tak lupa diselingi dengan makan cemilan yang dibawa oleh bersama.
Malam merambat menapaki malam dan tiba2 di luar ada suara berisik yang berasaldari teman2 yang lain yang akan pergi ke suatu tempat untuk sekedar menghabiskan malam bersama. Kami berangkat dengan kendaraan yang dibawa oleh masing2 teman. Dalam kegelapan malam kunikmati suasana penuh keceriaan di salah satu sudut kota Sukabumi. Sampai di tempat yang dituju kami turun dan menyambung obrolan tadi. Kami larut dengan obrolan yang seperti tak habis-habisnya. Diselingi minum kopi dan makan jagung bakar.

Setelah merasa malam kian merambat gelap, kami pulang ke pondokan. Kami mencari posisi untuk beristirahat sekedar melepas penat. Setelah semua menempat tempat untuk istirahat ternyata tidak bisa langsung tidur melainkan masih disambung dengan cerita2 dan candaan . Beragamlah candaan mereka. Ada yang main selimut, ada yang ngadu angin, dan sebagainya.
Aku memilih tidur di tenda yang disiapkan temanku. Aku pikir tidur di tenda biar berasa menyatu dengan alam. Awalnya satu tenda kami isi berlima. Dan masih berlanjut dengan berbagai cerita. Beberapa saat kemudian ada teman yang berbaik hatinya menyiapkan satu tenda lagi dan jadilah kami tidur di dua tenda. Selain itu ada pula yang pulang dulu ke rumahnya untuk mempersiapkan kegiatan esok pagi. Setelah malam merambat dini hari akhirnya aku tertidur.

Malam merambat menyelimuti bumi. Angin menggelitik menelisik menyusup. Sampai dini hari terasa dingin menyisir kulit. Kucari selimut di sekitar tenda dan tak kutemukan. Kututupi kakiku dengan rok panjang untuk sekedar menghindari gigitan angin. Tak berasa lama kudengar dering alarm dari hand phone sangat keras. Kucari dan kuraba sumbernya tetapi tak kutemukan. Setelah kulumpulkan memoriku ternyata yang berdering adalah bunyi hand phone dari tenda sebelah.
Aku keluar tenda dan mencari kamar mandi . Di sana ternyata antri. Gimana nggak antri? Kamar mandi empat buah sedangkan penghuni empat puluh. Kami antri sambil bercerita tentang tidur semalam. Ada yang mendengarkan bunyi gas, bunyi ngorok, dan bunyi lainnya. Kami bercerita sambil tertawa-tawa. Semua dinikmati pokoknya. Tidur berjejer seperti pindang,?rebutan selimut, bahkan rebutan bantal.

Selesai mandi dan solat subuh , kami berpakaian sesuai rencana. Dalam hadwal hari itu akan diadakan napak jalan menuju PH dan pulangnya mau senam bersama. Sambil menunggu yang lain siap-siap ada beberapa temsn yang menyiapkan dan menikmati sarapan pagi. Ada yang minum teh, kopi, aur putih hangat. Semua sesuai dengan kebiasaannya dan makan kue2 rungan.
Selesai ngopi dan sarapan kami bersiap mau menelusuri jalan desa yang menuju PH sambil menikmati pemandangan kebun teh.
Sambil menunggu yang lain kumpul tak lupa kami foto2 karena jarang sekali bisa ngumpul bareng. Setelah prat pret difoto dan menunggu panitia datang.
Tak berapa lama Ina datang dengan formasi lengkap. Mulailah kami mempersiapkan perjalanan rute penginapan ke PH. Kami menelusuri jalan desa sambil menikmati pemandangannya. Hamparan kebun ditumbuhi beraneka tanaman.
Ternyata rute yang ditempuh adalahyang rute semalam kami lewati. Bedanya malam naik mobil dan sekarang jalan kaki. Belokan demi belokan kami lalui. Kalau aku pikir sepertinya perjalanan ini jaraknya kurang lebih tiga kilo meter.

Napas mulai terengah-engah. Mungkin karena usiaku tak muda lagi sehingga antara tenaga dan jarak lumayan pengaruh. Aku mekihat orang lain yang sudah lebih tua masih kuat berjalan maka aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Aku nanya Yanti seberapa lama jarak yang harus ditempuh? Jawabannya ringan, sebentar lagi. Namun akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Aku melihat suasana masih agak sepi. Warung-warung baru sedikit yang buka dan menyajikan makanan. Kami berunding mau melanjutkan rute ke mana? Ke curug atau ke kebun teh. Agak alot sih karenan menyatukan beberapa keinginan. Dan akhirnya diputuskan untuk kembali ke PH artinya nggak jadi ke curug dan ke kebun teh pun nggak jadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar